Revolusi Februari: Bukti Bahwa Wanita Rusia Itu Tangguh

oLEH: mOCHAMMAD rICKY NOVARISMANSYAH
Foto: The Guardian

Bulan Februari bisa dibilang merupakan bulan penting bagi Sejarah Rusia karena merupakan waktu terjadinya Revolusi Februari. Eh, bulan Februari apa maret yak?

Ehhmm, jadi sebenernya sih kejadiannya di bulan Maret, tepatnya bermula 8 Maret 1917, tapi karena waktu itu Rusia masih menerapkan kalender lama atau Julian Calendar, jadi kejadian tersebut tercatat pada 23 Februari 1917.

Kalender baru atau Gregorian Calendar baru diterapkan satu tahun kemudian.

Ya, tapi kan kejadian ini lebih populer disebut sebagai Revolusi Februari. Jadi, sampai sekarang masih disebut juga sebagai Revolusi Februari.

Revolusi Februari ini memiliki beberapa penyebab seperti ketidakpercayaan pada Tsar, Ekonomi yang kian memburuk, keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I, kelaparan yang melanda, dan lain sebagainya.

Ya, coba bayangin aja lah kalau orang lapar bawaannya gimana, marah-marah ya ga sih? Diajak ngobrol pasti bales dengan nada tinggi dan tensinya juga tinggi. Nah, gitu lah yang terjadi saat itu. Rakyat kekurangan pasokan makanan tapi malah perang yang diurus, ya makin marah dong. Lagian kondisi Rusia di Perang Dunia I pun tidak begitu bagus. Malah bisa dibilang keok.

Oleh karena itu, rakyat berdemonstrasi di Petrogad atau yang lebih dikenal dengan nama Saint Petersburg saat ini. Kejadian yang juga sekaligus merayakan hari perempuan internasional itu diawali sebagai aksi mogok kerja dari pekerja wanita di Petrogad. Tentunya, massa menuntut untuk mengakhiri krisis pangan dan ekonomi yang terjadi.

Tanpa diduga, demonstran kian bertambah tiap harinya dari berbagai pabrik lainnya baik dari kalangan pria maupun wanita. Meskipun coba dibendung, demonstrasi tetap berlangsung. Beberapa tentara yang seharusnya menjadi tembok dari demonstrasi pun justru membangkang dan ikut andil dalam aksi demonstrasi.

Pada akhirnya Tsar Nikolai II memutuskan untuk turun dari kursi tahta, mengakhiri masa kekaisaran Rusia yang telah berlangsung kurang lebih selama 300 tahun. Revolusi Februari menjadi awal dari rangkaian revolusi yang nantinya akan membentuk Uni Soviet.

Hal yang saya kagumi dari terjadinya revolusi ini adalah bahwa hari perempuan internasional lah yang justru menjadi penggerak dari terjadinya Revolusi Februari. Tentu saja, mungkin, cepat atau lambat pun revolusi akan terjadi, tapi rakyat Rusia saat itu memilih untuk turun ke jalan di hari tersebut. Siapa tahu, mungkin kalau para perempuan tidak turun ke jalan saat itu untuk berdemonstrasi, maka garis sejarah bisa saja berubah.

Salah satu petinggi Partai Bolshevik, Leon Trotsky juga mengatakan kalau dia pun nggak menduga kalau hari perempuan internasional akan memulai Revolusi. Tapi itulah yang terjadi, pada pagi hari tanggal 23 Februari.

Bahkan untuk mengingat hari tersebut, Rusia menjadikan hari perempuan internasional sebagai hari libur nasional. Mungkin pemerintah Indonesia tertarik gitu buat bikin Hari Kartini jadi hari libur nasional. Saya sebagai laki-laki pun gak keberatan hehehe~

Rasanya nggak perlu diragukan lagi kalau penduduk Rusia itu memang tangguh-tangguh, bukan hanya para pria, melainkan para wanitanya (yang tentunya gareulis juga). Buktinya, mereka yang memulai revolusi.

Diterbitkan oleh HIMPUNAN MAHASISWA SASTRA RUSIA UNPAD

Website Resmi Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia Universitas Padjadjaran. Line : @tfw6701a Twitter : @himarusunpad Instagram : @himarusunpad Youtube : HIMARUS UNPAD

Tinggalkan komentar