Budaya Konsumtif Masyarakat Indonesia

Oleh: Angga Juhana
Foto: tribunnews.com

Belakangan ini viral tentang sebuah kampung di Tuban yang memborong ratusan mobil baru, karena mendapat uang pembebasan lahan proyek pembangunan kilang minyak yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia.

Opini ini ditulis tidak hanya untuk mengkritisi kejadian pembelian mobil di Tuban saja, namun akan secara umum mengkritisi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pemerintah Indonesia.

Jika kita pikirkan dalam kasus pembelian mobil skala besar di Tuban ini tentu akan menjadi pro dan kontra. Masyarakat yang kontra akan menilai bahwa pembelian tersebut terkesan boros dan tidak bijak, lebih baik uang itu digunakan untuk usaha, investasi, dsb. Masyarakat yang pro akan menilai bahwa semua orang yang memiliki uang, bebas untuk menggunakannya sebagaimana yang mereka inginkan. Tentu saja pendapat mereka bisa saja benar semua atau mungkin salah semua.

Namun mengapa Indonesia disebut negara yang konsumtif? Apakah benar masyarakat Indonesia konsumtif? Sebelum menuju pembahasan tersebut kita harus mendefinisikan dahulu apa sebenarnya yang dimaksud “konsumtif”. Konsumtif yang dimaksud menurut Aprilia & Hartoyo (2013:73) adalah perilaku individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosiologis di dalam kehidupannya yang ditunjukkan untuk mengkonsumsi secara berlebihan atau pemborosan dan tidak terencana terhadap jasa dan barang yang kurang atau bahkan tidak diperlukan.

Sekarang kita akan membahas apakah benar masyarakat Indonesia konsumtif? Dalam menjawab hal ini kita akan melihat sebuah contoh yang sudah terjadi, misalnya banyak orang Indonesia yang membeli ponsel pintar dari negara lain seperti: iPhone, Samsung, Vivo, dll. Apakah hal tersebut termasuk sifat yang konsumtif? Teknologi saat ini sangat dibutuhkan dalam berbagai tujuan masing-masing, dari kasus tersebut kita tidak bisa mengatakan perilaku tersebut dianggap konsumtif karena masyarakat sangat membutuhkan teknologi.

Lalu apa yang membuat masyarakat Indonesia dianggap konsumtif? Seperti contoh diatas yakni membeli ponsel pintar. Namun, apa penyebab masyarakat melakukannya? Tentu jawabannya sangat sederhana, bahwa pemerintah Indonesia sampai saat ini membolehkan barang impor untuk masuk ke dalam pasar Indonesia, hal ini menjadikan masyarakat Indonesia menjadi konsumtif, menjadi konsumen terhadap produk-produk asing.

Jangankan dalam hal teknologi, dalam kebutuhan pokok saja kebanyakan masyarakat tidak akan berpikir panjang untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, ketika pemerintah mengimpor beras, harga beras impor akan lebih murah daripada beras lokal, masyarakat pasti akan memilih beras yang murah. Contoh tersebut adalah salah satu bukti mengapa Indonesia menjadi negara konsumtif.

Kesimpulannya, satu-satunya alasan mengapa masyarakat Indonesia menjadi konsumtif adalah karena ketidakmampuan pemerintah Indonesia sampai saat ini untuk memproduksi kebutuhan masyarakatnya yang menjadikan masyarakat membeli produk luar sehingga mengakibatkan Rupiah akan terus keluar dan melemah.

Diterbitkan oleh HIMPUNAN MAHASISWA SASTRA RUSIA UNPAD

Website Resmi Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia Universitas Padjadjaran. Line : @tfw6701a Twitter : @himarusunpad Instagram : @himarusunpad Youtube : HIMARUS UNPAD

Tinggalkan komentar