Teknologi Iron Dome, Sistem Pertahanan Udara Canggih Milik Israel

Oleh: Aditiya Syahri Ramadhan
Foto: Janes.com

Dalam beberapa pekan yang lalu, berita dihebohkan dengan semakin tegangnya hubungan antara Israel dan Palestina di kawasan Timur Tengah. Ketegangan tersebut diawali dengan terjadinya  kerusuhan di komplek Masjid Al-Aqsa yang melibatkan pasukan bersenjata lengkap Israel dengan masyarakat Palestina. Akibatnya, ratusan masyarakat Palestina dilaporkan terluka dalam kerusuhan tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Hamas yang merupakan organisasi militer Palestina meluncurkan serangan dengan mengirim ratusan roket ke daerah pinggiran ibu Kota Israel, kemudian Israel pun juga melakukan serangan udara ke jalur Gaza Palestina. Konflik berlanjut dengan penyerangan di beberapa tempat serta penghancuran gedung-gedung penting di Palestina, seperti gedung milik media, laboratorium, dan lain-lain oleh Israel selama 7 hari berturut-turut. Terhitung pada tanggal 17 Mei 2021, Palestina melaporkan sedikitnya ada 192 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 wanita dilaporkan tewas serta ribuan orang lainya luka-luka. Sedangkan pihak Israel melaporkan setidaknya 10 warga negaranya tewas akibat peristiwa tersebut.

Dalam upaya mencegah banyaknya kerusakan serta korban jiwa akibat seringnya terlibat konflik dengan negara-negara lain. Israel telah menyiapkan sistem pertahanan udara andalan miliknya yang bernama Iron Dome. Iron Dome dikembangkan oleh perusahaan Israel yang bernama Rafael Advanced Defense Systems dan tentunya dibantu secara teknis dan finansial oleh Amerika Serikat. Sistem pertahanan ini dinilai sebagai salah satu sistem pertahanan paling canggih di Timur Tengah yang berfungsi mengintervensi roket dan artileri jarak dekat dengan bantuan teknologi radar dan roket.

Mekanisme Iron Dome yaitu menggunakan radar yang berfungsi untuk melacak sebuah objek yang dinilai mampu menghancurkan sebuah area, dalam hal ini anggap saja sebuah roket milik musuh. Kemudian melalui radar, akan didapati informasi mengenai kecepatan dan lintasan roket tersebut. Selanjutnya rudal penghalang (Tamir) akan ditembakan untuk menghalau roket yang datang dengan meledakkan muatannya di dekat objek, akibatnya roket milik musuh akan hancur terlebih dahulu di udara sebelum mengenai target.

Iron Dome dilengkapi dengan beberapa sistem utama yang mutakhir yaitu, radar pendeteksi, unit penembak misil, kendali senjata otomatis, serta dilengkapi dengan 3-4 buah peluncur dengan 20 misil penghalang yang di gadang-gadang oleh Israel memiliki tingkat akurasi sebesar 85%. Tak ayal, Iron Dome disebut-sebut dapat menyaingi kecanggihan sistem anti rudal Patriot milik Amerika Serikat dan S-400 milik Rusia.

Kecanggihan sistem pertahanan udara Iron Dome membuat beberapa negara lainnya tertarik untuk membelinya. Selain Amerika, beberapa negara lainya yaitu, Azerbaijan, Rumania, dan India telah menyetujui transaksi pembelian serta produksi Iron Dome melalui PM Israel, Benjamin Netanyahu. Tak mau kalah dari negara lain, pada tahun 2014 Korea Selatan sempat tertarik ingin membeli Iron Dome dari Israel. Namun hal tersebut dibatalkan, karena di tahun 2017 Korea Selatan sudah membuat dan memperkenalkan versi “Iron Dome” miliknya sendiri.

Walaupun dikenal canggih, ternyata Iron Dome juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahannya yaitu menelan banyak anggaran untuk mengoperasikannya. Diperkirakan biaya untuk peluncuran rudal pencegah (Tamir) mencapai US$ 100.000 atau sekitar Rp. 1,4 Miliar dan disebut-sebut lebih mahal dari sistem rudal milik Iran dan Lebanon. Selain itu, fitur radar yang dimiliki Iron Dome ternyata memiliki tingkat radiasi yang tinggi bagi para operator yang mengoperasikannya. Jonathan Haimovich, seorang mantan operator berpendapat, Ketika berada di dekat radar, kita merasakan tubuh seperti mendidih dari dalam. Setidaknya sekitar 10 orang tentara Israel berusia 20-30 tahun telah bersaksi bahwa terdiagnosis kanker akibat pernah mengoperasikan sistem Iron Dome.

Bagaimana, bung? tertarik memasang Iron Dome di rumah?

Diterbitkan oleh HIMPUNAN MAHASISWA SASTRA RUSIA UNPAD

Website Resmi Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia Universitas Padjadjaran. Line : @tfw6701a Twitter : @himarusunpad Instagram : @himarusunpad Youtube : HIMARUS UNPAD

Tinggalkan komentar