Bisnis Ikan Cupang: dari Sekadar Hobi Sampai Jadi Cuan di Tengah Pandemi

Oleh: Aditiya Syahri Ramadhan
Foto: Arsipedia.id

Dit, besok mau ikut nyerok gak?” kira-kira seperti itulah pesan yang saya terima dari Pak Bambang, salah seorang tetangga saya yang merupakan pengusaha budidaya ikan cupang. Kebetulan waktu itu, saya dan Pak Bambang berencana ke tempat yang terdapat genangan air atau bisa disebut selokan. Bukan tanpa alasan, selokan merupakan habitat asli dari kutu air yang merupakan pakan terbaik bagi ikan cupang.

Ikan Cupang merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Ikan ini memiliki nama latin “Betta“. Bagi para penghobinya, ikan cupang terbagi menjadi 3 golongan, yaitu Cupang Hias, Cupang Aduan, dan Cupang Liar. Cupang hias dibagi lagi menjadi beberapa jenis yaitu Plakat, Halfmoon, Crown tail, Rose tail dll.

Umumnya yang banyak digemari penghobi cupang adalah golongan ikan cupang hias. Alasannya karena bentuk ekornya yang indah dan warnanya yang beragam. Semakin bagus warna dan bentuk ekornya, semakin bagus pula kualitas ikannya. Selain itu kualitas ikan cupang juga bisa dilihat dari mental dan genetik yang dimiliki oleh ikan cupang itu sendiri.

Di masa pandemi ini banyak orang yang memilih ikan cupang sebagai hewan peliharaan saat berada di rumah. Alasannya, selain terkenal dengan kecantikannya, perawatan ikan cupang terbilang cukup mudah. Tak hanya itu, ikan cupang juga dinilai memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi, ia dapat hidup di air dengan kadar oksigen yang minim. Oleh sebab itulah ikan cupang diminati oleh banyak orang.

Semakin banyak penggemar ikan cupang, membuat para pengusaha ikan cupang semakin diuntungkan. “Dari sekadar hobi sampai jadi cuan” kira-kira begitulah istilah yang cocok untuk tetangga saya, Pak Bambang. Beliau sebenarnya baru saja memulai usahanya sejak akhir tahun 2020 lalu. Awalnya beliau hanya seorang penghobi cupang, karena banyak permintaan ikan cupang dari temannya, akhirnya beliau memutuskan untuk menjadi pengusaha ikan cupang hingga saat ini.

Bagi Pak Bambang, membudidayakan ikan cupang merupakan hal yang menguntungkan sekaligus menyenangkan. Salah satu keuntungannya, ikan cupang bisa menghasilkan ratusan hingga ribuan  telur yang kemudian akan menetas menjadi burayak (anakan ikan). Burayak-burayak itulah yang kemudian akan tumbuh menjadi ikan cupang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah saat umur mereka telah menginjak rata-rata 5 bulanan. Harga ikan cupang bisa terjual dikisaran ratusan hingga jutaan rupiah untuk 1 ekor ikan dengan kualitas yang bagus, sangat menguntungkan bukan ?

Membudidayakan ikan cupang juga memerlukan upaya, para Breeder (pembudidaya) harus selalu menyediakan pakan Kutu Air atau Arthemia untuk ratusan hingga ribuan anakan ikan cupang. Selain itu, ada pula risiko yang dialami oleh para breeder. Salah satu risikonya yaitu, dari ratusan ekor burayak, bisa saja yang bertahan hidup hanya puluhan ekor, tergantung faktor lingkungan. Selain itu, warna badan dan sirip yang dihasilkan ikan cupang belum tentu semuanya sesuai keinginan. Hal itu juga yang menyebabkan harga ikan cupang mahal.

Dari Pak Bambang, saya banyak belajar. Ternyata membudidayakan ikan cupang itu tidaklah mudah, perlu banyak kesabaran dan ketekunan, apalagi cupang merupakan seekor mahluk hidup yang notabenenya bisa mati kapan saja. Namun kalau sudah namanya hobi, semua akan dijalankan dengan senang hati, tergantung bagaimana kita menikmatinya, termasuk “nyerok-nyerokin” serokan untuk mencari pakan ikan cupang,  toh keuntunganya juga lumayan besar. Wassalam.

Diterbitkan oleh HIMPUNAN MAHASISWA SASTRA RUSIA UNPAD

Website Resmi Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia Universitas Padjadjaran. Line : @tfw6701a Twitter : @himarusunpad Instagram : @himarusunpad Youtube : HIMARUS UNPAD

Tinggalkan komentar