Komentar “apa cuma aku yang..?” dan Kenyataan Bahwa Kamu Memang Biasa Saja!

Giorgia de Lotz via Unsplash

Mengecek dan membaca komentar yang ditinggalkan netizen di dalam sebuah postingan foto ataupun video merupakan rutinitas saya dalam bersosial media. Pasti ada saja komentar lucu netizen yang kerap mengundang tawa saya. Namun akhir-akhir ini ada satu jenis komentar yang membuat saya mengerutkan dahi, bukan karena harus berpikir keras tetapi karena sedikit kesal, hanya sedikit!

Apa cuma aku …….?

Sering melihat jenis komen ini? Berapa kali dalam sehari kalian melihat jenis komentar semacam ini?

Sebagai seorang ‘penikmat’ komentar-komentar netizen, jenis komentar ini adalah yang paling saya tidak sukai. Awalnya memang biasa saja, namun seiring dengan semakin banyaknya manusia yang menggunakan kata-kata ini maka semakin kerap saya menemukannya.

Bukan hanya itu saja, rata-rata komentar seperti itu selalu mempertanyakan hal umum yang semua orang tahu atau rasakan. Misalkan “Apa cuma aku yang kangen sekolah luring?” Saya yakin dari tujuh miliar lebih manusia di Bumi pasti bukan hanya dia yang berpikir demikian, tidak perlu jauh-jauh ke Eropa di Indonesia saja saya yakin puluhan  orang memikirkan hal itu. 

Terkadang pertanyaan semacam ini juga terkesan menspesialkan diri sendiri, ada nada mengkhususkan diri seakan-akan dirinya tidak seperti kebanyakan orang. Aku unik dan spesial, orang lain tidak ada yang lebih baik dariku!!!

“Apa cuma aku yang gak punya akun TikTok??” 

“Apa cuma aku yang gak tahu Justin Bieber itu siapa?”

“Apa cuma aku yang sampai sekarang masih make bedak bayi kalau mau kemana-mana?”

Hanya karena kamu tidak menggunakan TikTok dan tidak mengenal Justin Bieber tidak membuat kamu semata-mata menjadi manusia ‘terunik’ di Bumi! Kamu hanya tidak berusaha untuk mencoba dan mencari tahu. Dan menggunakan bedak bayi kemanapun kamu pergi tidak lantas menjadikanmu ‘lebih baik’ dari perempuan lain. Kamu hanya tidak memahami bahwa bedak bayi tidak ditujukan untuk orang dewasa. 

Cobalah untuk lebih menerima bahwa kita tidak lebih khusus, tidak lebih spesial dan tentunya tidak lebih baik, kita hanya biasa. Nyatanya hidup realistis dan menerima bahwa diri kita tidak jauh lebih special, lebih unik, atau bahkan lebih baik dari orang lain itu adalah hal yang baik. Dengan demikian kita senantiasa menyadari bahwa kedepannya kita masih punya ruang untuk berkembang.

Tapi, apa cuma aku yang berpikir demikian? 🙂

Bianca Evangelista, 2019.

Diterbitkan oleh HIMPUNAN MAHASISWA SASTRA RUSIA UNPAD

Website Resmi Himpunan Mahasiswa Sastra Rusia Universitas Padjadjaran. Line : @tfw6701a Twitter : @himarusunpad Instagram : @himarusunpad Youtube : HIMARUS UNPAD

Tinggalkan komentar